Sabtu, 16 November 2013
Kebersamaan Dalam Pramuka
Materi Pramuka Penegak Dan Pandega
Raimuna
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional.
Gladian Pimpinan Satuan
adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga dan pengurus Dewan Ambalan/Racana, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu.
Perkemahan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Saptu Minggu (Persami), Perkemahan Jum’at Saptu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.
Perkemahan Wirakarya (PW)
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara reguler,
khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu.
Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat.
Perkemahan Antar (Peran) Saka
adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki tujuh Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka.
Pengembaraan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.
Latihan Pengembangan Kepemimpinan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.
Latihan Pengelola Dewan Kerja
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai manajemen Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.
Kursus Instruktur Muda
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana.
Penataran, Seminar, dan Lokakarya
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.
Sidang Paripurna
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun program, dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir.
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera)
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional.
Gladian Pimpinan Satuan
adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga dan pengurus Dewan Ambalan/Racana, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu.
Perkemahan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Saptu Minggu (Persami), Perkemahan Jum’at Saptu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.
Perkemahan Wirakarya (PW)
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara reguler,
khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu.
Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat.
Perkemahan Antar (Peran) Saka
adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki tujuh Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka.
Pengembaraan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.
Latihan Pengembangan Kepemimpinan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.
Latihan Pengelola Dewan Kerja
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai manajemen Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.
Kursus Instruktur Muda
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana.
Penataran, Seminar, dan Lokakarya
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.
Sidang Paripurna
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun program, dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir.
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera)
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.
SYARAT-SYARAT TINGKAT PADA SKU PENEGAK BANTARA
1. Rajin dan aktif mengikuti pertemuan-pertemuan Ambalan Penegak
2. Telah mempelajari dan menyetujui Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
3. Mengerti dan bersungguh-sungguh mengamalkan Dasa Darma dan Tri Satya dalam kehidupannya sehari-hari
4. Dapat memberi salam Pramuka, dan tahu maksud dan penggunaannya
5. Mengetahui Struktur Organisasi Gerakan Pramuka dan Dewan Kerja Penegak dan Pandega
6. Mengetahui tanda-tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka
7. Mengetahui arti Lambang dan Gerakan Pramuka
8. Mengetahui arti Pancasila
9. Mengetahui sejarah dan arti kiasan warna-warna bendera kebangsaan Indonesia serta dapat mengibarkan dan menurunkannya dalam upacara
10. Dapat dengan hafal menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya bait pertama di muka orang banyak, dan tahu sikap yang harus dilakukan jika lagu kebangsaan diperdengarkan atau dinyanyikan pada suatu upacara
11. Mengetahui Lambang Negara Republik Indonesia
12. Bisa berbahasa Indonesia di waktu mengikuti pertemuan-pertemuan penegak
13. Mengetahui arti dan sejarah Sumpah Pemuda
14. Mengetahui perjuangan Bangsa Indonesia dan Rencana Pembangunan Pemerintah
15. Mengetahui susunan Pemerintah Republik Indonesia dari pusat sampai ke desa
16. Dapat baris berbaris
17. Selalu berpakaian rapi, memelihara kesehatan badan, dan memelihara kebersihan lingkungannya
18. Tahu pentingnya bahan-bahan makanan yang bernilai gizi, dan dapat memasak makanan di perkemahan setidaknya untuk lima orang.
19. Tahu tentang penyakit-penyakit rakyat yang terpenting dan cara-cara mencegahnya
20. Melakukan salah satu cabang olah raga atletik atau salah satu cabang olah raga renang
21. Tahu ada sopan santun pergaulan Indonesia
22. Memiliki buku Tabanas
23. Setia membayar iuran kepada gugus depannya, sedapat-dapatnya dengan uang yang diperolehnya dari usahanya sendiri
24. Menguasai suatu keterampilan di bidang pertanian, bidang industri atau bidan lain, yang dipilihnya sendiri, tetapi yang dapat diharap kelak akan berguna bagi kehidupannya
25. Dapat membaca jam dan menggunakan kompas
26. Sudah pernah berkemah sekurang-kurangnya 4 hari berturut-turut
27. Pernah ikut serta dalam kerja bakti gotong royong yang ditugaskan oleh pembinanya
28. Untuk penegak yang beragama Islam
a. Dapat mengucapkan kalimat syahadat dan tahu artinya
b. Mengerti rukun Iman dan rukun Islam
c. Melakukan shalat berjamaah
d. Tahu riwayat Nabi Muhammad Saw.
Pramuka Yang Jalan Di Tempat
Pramuka, bagi kalangan
muda masa kini, terlihat jadul. Padahal, tujuan organisasi kepanduan ini
teramat mulia. Yaitu membina kawula muda. Lalu mengapa Pramuka kini
seakan jalan di tempat? Haruskah ini kita biarkan terus berlangsung?
Bila kita bertanya tentang Pramuka pada anak sekarang. Kita akan menemukan beragam ekspresi. Ada yang tampak kebingungan, seakan tak pernah kenal pada Pramuka. Bahkan tak sedikit yang menunjukkan wajah penolakan untuk membicarakan masalah kepramukaan.
Organisasi kepanduan ini seolah hilang ditelan bumi. Tak tampak lagi aktivitas yang menonjol dari Pramuka. Peringatan Hari Pramuka pun seakan dirayakan sekenanya. Yang lebih memprihatinkan Pramuka seakan kehilangan peminatnya. Kini jumlah kaum muda yang mau terlibat dalam Pramuka, semakin menurun.
Kompleksitas Persoalan
Pramuka, di masa Orde Baru mendapatkan perhatian yang cukup besar dari pemerintah dan masyarakat. Pada masa itu, Pramuka cukup diminati kaum muda. Apalagi di masa Orde Baru secara berkala, Pramuka melakukan berbagai aktivitas, misalnya Jambore. Keikutsertaan media massa dalam setiap kegiatan kepramukaan semakin menaikkan pamor Pramuka. Sehingga keberadaannya pada saat itu cukup menonjol.
Perbedaan amat terasa bila dibandingkan dengan keberadaan Pramuka di masa kini. Gumilar R Somantri (2010, dalam Setiawan), seorang dosen Universitas Indonesia mengatakan bahwa, “Pramuka sekarang berubah, kehilangan pamornya. Kini Pramuka hanya dimaknai secara prosedural, sebatas seragam coklat.”
Bila kita bertanya tentang Pramuka pada anak sekarang. Kita akan menemukan beragam ekspresi. Ada yang tampak kebingungan, seakan tak pernah kenal pada Pramuka. Bahkan tak sedikit yang menunjukkan wajah penolakan untuk membicarakan masalah kepramukaan.
Organisasi kepanduan ini seolah hilang ditelan bumi. Tak tampak lagi aktivitas yang menonjol dari Pramuka. Peringatan Hari Pramuka pun seakan dirayakan sekenanya. Yang lebih memprihatinkan Pramuka seakan kehilangan peminatnya. Kini jumlah kaum muda yang mau terlibat dalam Pramuka, semakin menurun.
Kompleksitas Persoalan
Pramuka, di masa Orde Baru mendapatkan perhatian yang cukup besar dari pemerintah dan masyarakat. Pada masa itu, Pramuka cukup diminati kaum muda. Apalagi di masa Orde Baru secara berkala, Pramuka melakukan berbagai aktivitas, misalnya Jambore. Keikutsertaan media massa dalam setiap kegiatan kepramukaan semakin menaikkan pamor Pramuka. Sehingga keberadaannya pada saat itu cukup menonjol.
Perbedaan amat terasa bila dibandingkan dengan keberadaan Pramuka di masa kini. Gumilar R Somantri (2010, dalam Setiawan), seorang dosen Universitas Indonesia mengatakan bahwa, “Pramuka sekarang berubah, kehilangan pamornya. Kini Pramuka hanya dimaknai secara prosedural, sebatas seragam coklat.”
Memajukan Pramuka
Pada dasarnya Pramuka memiliki tujuan yang mulia yaitu membina anak dan pemuda Indonesia untuk menjadi orang yang tangguh dalam segala keadaan. Dengan ilmu dan keterampilan yang diperolehnya, anggota Pramuka diharapkan dapat menjadi seorang yang bermanfaat bagi masyarakat, serta memiliki rasa cinta akan tanah airnya.
Sebuah organisasi seperti Pramuka, sampai kapan pun masih dibutuhkan oleh bangsa ini. Apalagi dalam situasi bangsa yang tak menentu seperti saat ini. Keadaan sosial ekonomi masyarakat yang bermasalah, amat memerlukan sebuah organisasi yang mampu membina kaum muda, serta menolong masyarakat dengan tindakan nyata. Namun yang jadi pertanyaannya kini, bagaimana membangunkan Pramuka dari mati surinya? Ini memang bukan pekerjaan mudah. Apalagi kalau sudah menyangkut kepentingan orang banyak. Bukan perkara gampang mengubah kerangka berpikir masyarakat kita yang mulai terkontaminasi budaya individualistis. Diperlukan kerja keras dan kerja sama semua pihak, untuk mengembalikan Pramuka di hati masyarakat kita.
Pemerintah harus lebih serius menangani persoalan Pramuka ini. Keterlibatan para ahli pendidikan anak dan remaja dalam upaya pembenahan organisasi ini, patut dipertimbangkan. Ini dimaksudkan agar mereka dapat menemukan formulasi dan program yang tepat untuk diterapkan dalam Pramuka. Tentunya disesuaikan dengan situasi dan karakter anak dan remaja ini.
Media massa dan pihak sekolah perlu dilibatkan dalam sosialisasi mengenai Pramuka dan manfaatnya baik bagi pesertanya maupun bagi masyarakat. Bukan tak mungkin, keengganan anak dan remaja dalam kegiatan Pramuka karena kurangnya pemahaman tentang Pramuka itu sendiri. Bukankah ada pepatah yang berkata, “Tak kenal, maka tak sayang.”
Para pembina dan orang-orang yang telah terlibat dalam Pramuka, hendaknya tak menyerah untuk memajukan organisasi ini. Nilai-nilai luhur yang selama ini dijadikan pedoman Pramuka harus tetap dipegang teguh, serta diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat melihat contoh nyata hasil penggemblengan dari Pramuka.
Terimalah, “Salam Pramuka...!” Selamat memperingati Hari Pramuka untuk kita semua. Semoga semangat kebersamaan dari Pramuka dapat membuat perubahan atas bangsa ini.
Pada dasarnya Pramuka memiliki tujuan yang mulia yaitu membina anak dan pemuda Indonesia untuk menjadi orang yang tangguh dalam segala keadaan. Dengan ilmu dan keterampilan yang diperolehnya, anggota Pramuka diharapkan dapat menjadi seorang yang bermanfaat bagi masyarakat, serta memiliki rasa cinta akan tanah airnya.
Sebuah organisasi seperti Pramuka, sampai kapan pun masih dibutuhkan oleh bangsa ini. Apalagi dalam situasi bangsa yang tak menentu seperti saat ini. Keadaan sosial ekonomi masyarakat yang bermasalah, amat memerlukan sebuah organisasi yang mampu membina kaum muda, serta menolong masyarakat dengan tindakan nyata. Namun yang jadi pertanyaannya kini, bagaimana membangunkan Pramuka dari mati surinya? Ini memang bukan pekerjaan mudah. Apalagi kalau sudah menyangkut kepentingan orang banyak. Bukan perkara gampang mengubah kerangka berpikir masyarakat kita yang mulai terkontaminasi budaya individualistis. Diperlukan kerja keras dan kerja sama semua pihak, untuk mengembalikan Pramuka di hati masyarakat kita.
Pemerintah harus lebih serius menangani persoalan Pramuka ini. Keterlibatan para ahli pendidikan anak dan remaja dalam upaya pembenahan organisasi ini, patut dipertimbangkan. Ini dimaksudkan agar mereka dapat menemukan formulasi dan program yang tepat untuk diterapkan dalam Pramuka. Tentunya disesuaikan dengan situasi dan karakter anak dan remaja ini.
Media massa dan pihak sekolah perlu dilibatkan dalam sosialisasi mengenai Pramuka dan manfaatnya baik bagi pesertanya maupun bagi masyarakat. Bukan tak mungkin, keengganan anak dan remaja dalam kegiatan Pramuka karena kurangnya pemahaman tentang Pramuka itu sendiri. Bukankah ada pepatah yang berkata, “Tak kenal, maka tak sayang.”
Para pembina dan orang-orang yang telah terlibat dalam Pramuka, hendaknya tak menyerah untuk memajukan organisasi ini. Nilai-nilai luhur yang selama ini dijadikan pedoman Pramuka harus tetap dipegang teguh, serta diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat melihat contoh nyata hasil penggemblengan dari Pramuka.
Terimalah, “Salam Pramuka...!” Selamat memperingati Hari Pramuka untuk kita semua. Semoga semangat kebersamaan dari Pramuka dapat membuat perubahan atas bangsa ini.
Pramuka dan Krisis Kepemimpinan Pemuda
ADA hal yang
sangat kontradiktif jika kita amati kualitas pemuda dan sistem pendidikan kita
dalam beberapa waktu terakhir. Kriminalitas dan kenakalan remaja khususnya
pelajar SMA sederajat meningkat tajam. Mulai dari tawuran, pemakaian narkoba,
minuman keras, seks bebas bahkan kriminalitas. Di sisi lain, pelajar kita dan
pemuda pada umumnya sangat “dimanjakan” oleh sejumlah kemudahan dan fasilitas
penunjang. Teknologi informasi berbentuk telepon seluler dan internet seharusnya
menjadi media pembelajaran tanpa batas. Beragam kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah dan les mandiri di rumah juga sangat lengkap, variatif dan berorientasi
pada kompetensi persaingan global. Seperti penguasaan terhadap sejumlah bahasa
asing dan pengaktualisasian bakat emas terutama di bidang, sains, seni dan
ekonomi kreatif.
Jika dua hal
kontradiktif di atas, sistem pendidikan dan output yang dihasilkan, berkembang
sama pesatnya, pasti ada sesuatu yang salah, kurang atau hilang. Salah satu hal
terpenting yang semakin terpinggirkan bahkan nyaris hilang dalam sistem
pendidikan kita adalah pelajaran tentang nilai dan moral. Selain pelajaran
agama, “ mata pelajaran” lain yang nyaris hilang adalah Pramuka. Sebuah
kegiatan yang dua decade lalu bisa ditemui di semua jenjang pendidikan mulai
tingkat SD, SMP hingga SMA, bahkan menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler
favorit pelajar kita. Menjadi anggota Pramuka adalah sebuah kebanggan bagi
pelajar Indonesia ketika itu.
Pramuka,
Riwayatmu Kini
Pramuka hampir
tak terdengar kabarnya terutama dalam satu decade terakhir. Ia seolah hilang
ditelan kemajuan jaman. Bahkan seragam kebesaran berwarna coklat muda dan tua
itu semakin jarang terlihat. Apalagi semangatnya. Anak sekolah jaman sekarang
bahkan mungkin tidak tahu dan mengenal apa itu Pramuka.
Pemuda kita
terutama para pelajar sekolah, kini lebih akrab dengan teknologi. Tanpa pondasi
nilai dan moral yang kuat, teknologi dan hiruk pikuk globalisasi akan membentuk
karakter pemuda yang hedonis, pragmatis dan anti social. Mereka tumbuh menjadi
generasi yang individualis dan berpikir instan. Kepekaan social kepada sesama
dan alam semakin memudar. Banyak fakta dan data yang bertebaran di sekitar
kita. Kriminalitas dan kenakalan remaja meningkat tajam. Mulai dari tawuran,
pemakaian narkoba, minuman keras, seks bebas bahkan kriminalitas. Jika keadaan
ini tidak membaik bahkan bertambah buruk, maka ancaman krisis kepemimpinan
pemuda semakin nyata di depan mata.
Sebagai
ujung tombak penentu masa depan bangsa, kualitas pemuda di masa sekarang akan
mempengaruhi kualitas kepemimpinan mereka di masa mendatang ketika tampuk ke
kepemimpinan telah berpindah ke pundak mereka. Untuk menyongosng masa depan
bangsa yang gemilang, kita tak hanya butuh pemuda yang berkompetensi tinggi namun
juga beriman, bermoral, dan berhati nurani. Semua nilai ini terangkum dalam
Pramuka. Sebuah kegiatan yang nyaris hilang dan terlupakan.
Menghidupkan
Kembali Pramuka
Pramuka
bukan sejarah, tapi ia adalah penentu masa depan. Menghidupkan kembali Pramuka terutama
di lingkungan sekolah merupakan salah satu upaya penting untuk menyemai
bibit-bibit kepemimpinan dalam diri pemuda sedini dan sebaik mungkin. Mengapa
Pramuka penting? Karena kegiatan yang luar biasa ini bisa memberi pengaruh
signifikan terhadap pembentukan kepribadian seseorang terutama pemuda. Karakter
positif dan pekemimpinan pemuda dapat dibentuk melalui organisasi pramuka.
Ketakwaan, cinta alam dan kasih sayang, patriot dan ksatria, patuh dan suka
bermusyawarah, rela menolong dan tabah, rajin, terampil dan gembira, dan
semacamnya adalah nilai-nilai yang senantiasa diajarkan di dalam kegiatan
kepramukaan.
Menghidupkan
kembali Pramuka dapat dimulai dengan memasukkannya sebagai pilihan dalam
kegiatan ekstrakurikuler. Jika perlu, dibuat kurikulum khusus untuk Pramuka.
Tentu saja kehadirannya harus dikemas sekreatif mungkin agar memiliki daya
tarik di mata siswa. Jangan sampai keikutsertaan siswa hanya karena terpaksa.
Kita tidak hanya mengedepankan kuantitas namun juga kualitas. Untuk itu,
Pramuka harus hadir mengikuti konteks jaman tanpa kehilangan jati dirinya.
Agar tidak
terkesan kuno dan membosankan, kegiatan Pramuka harus fun. Cara dan media yang
digunakan bisa melalui permainan dan rekreasi. Dua kegiatan yang sangat disukai
oleh anak-anak dan remaja. Seiring dengan perkembangan jaman, kegiatan Pramuka
juga harus berbasis teknologi informasi dengan tetap mengedepankan aspek social
dan kepedulian terhadap lingkungan. Kehadiran teknologi informasi seharusnya
juga bisa menjadi sarana untuk menjalin keakraban dan jaringan serta sarana
bertukar informasi antar anggota Pramuka di seluruh penjuru dunia. Pramuka
harus mengemas dan mempersiapkan dirinya untuk berdimensi global. Dari sinilah
pemimpin masa depan berkualitas dan berdaya saing tinggi tengah kita
persiapkan. Apalagi Indonesia memiliki jumlah anggota pramuka paling banyak di
dunia. World Organization of the Scout Movement (WOSM) telah menjadikan
Indonesia sebagai salah satu negara yang memegang peranan penting dalam
organisasi kepanduan dunia. Banyaknya anggota pramuka di Indonesia dan peranan
pentingnya di tingkat internasional merupakan sebuah potensi besar untuk
menyemai sebanyak mungkin benih-benih pemimpin masa depan.
Mengapa Pramuka Berkemah
Salam
Pramuka!
Keberadaan
Gerakan Pramukadipandang merupakan suatu gerakan kepemudaan yang diproyeksikan
untuk membentuk mental pemuda menjadi sosok yang migunani sesuai dengan
tingkat umur dan kecakapan yang telah ditempuhnya.
Sayangnya
paradigma itu kini telah mengalami pergeseran seiring dengan munculnya kegiatan
yang senada dengan tanpa uniform dan aturan yang jelas yang mungkin membuat
membernya tidak bebas. Lain halnya dengan Gerakan Pramuka yang memiliki AD dan
ART yang jelas dan disyahkan oleh pemerintah, memiliki kepengurusan yang juga
jelas mulai dari gugus depan sampai Nasional.
Fenomena
yang terjadi pada lapisan paling depan -yang saya maksud adalah gugus depan-,
sangat dipengaruhi oleh minat atau peran Kepala Sekolah yang menjabat sebagai
Ketua Majelis Pembimbing Gudep (eks oficio) melekat pada jabatannya. Sehingga
seberapa banyak pemahaman seorang Kepala Sekolah sangat berpengaruh terhadap
kegiatan (baca : perkembangan) kepramukaan di gugus depannya. Jika seorang
Kepala Sekolah pernah mengalami president buruk selama menjadi peserta didik
(terutama kaitannya dengan kepramukaan) maka hal ini akan berpengaruh pada policynya
terhadap kegiatan kepramukaan di sekolah yang dipimpinnya. Jadi kalau boleh
saya katakan jika Kepala Sekolah tidak suka dengan gerakan pramuka maka praktis
tak akan ada ijin untuk berkegiatan, entah mungkin dianggap kegiatan yang tidak
berguna, latihaaan terus kapan prakteknya?, menghambur-hamburkan uang dan masih
seabrek alasan lain untuk meniadakan kegiatan kepramukaan.
Sayangnya
lagi seorang Kepala Sekolah tak juga merasa penasaran untuk meluruskan
pemahamannya dengan mencari tahu aturan yang benar tentang kepramukaan itu.
Sepertinya apriori yang salah tetap menjadi pegangan bagi dirinya kalau Pramuka
itu tidak bermanfaat.
Saya sangat
merasa prihatin melihat kenyataan sekarang ini, ketika peserta didik justru
dibiarkan menganggur tanpa diisi dengan hal yang lebih bermanfaat. Atau
memberikan peluang beraktifitas tetapi tidak memahami rambu-rambunya, jadi
semua di’iya’ni saja tidak dibenarkan apabila salah.
Lho kok jadi
Kepala Sekolah yang ketiban palu ya? Itulah realitas!
Kemah,
kenapa sih kemah segala?
Kebetulan
saya adalah salah satu pramuka yang mendapatkan pendidikan kepramukaan sejak
siaga sampai dengan pandega sesuai dengan didaktik metodik kepramukaan, jadi
tak ada mindset miring di kepala saya, dari kegiatan gugus depan, ranting,
cabang, daerah dan nasional sudah saya alami, jadi ya lumayan lengkap buat
referensi khususnya untuk diri saya sendiri.
Salah satu
kegiatan yang merupakan kegiatan besar adalah kemah, entah itu persami, kemah
bhakti, ataupun kemah lainnya. Biasanya perkemahan diadakan sebagai penutupan
kegiatan selama satu tahun, atau rutinitas lainnya. Materinya pun disesuaikan
dengan tingkat kompetensi yang perlu dikuasai. Biasanya merupakan penilaian
dari kegiatan yang sudah dilaksanakan selama satu tahun berjalan.
Sayangnya,
kegiatan perkemahan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman atau jam terbang
para sangga kerjanya dan pembinanya. Kualitas kegiatan, nilai-nilai yang
ditanamkan, pengaturan jadwal, layout bumi perkemahan, tata administrasi,
satuan terpisah, diversifikasi kegiatan dan lain lain.
Banyak
manfaat yang dapat dimaknai dari kegiatan kemah, diantaranya :
A. Bagi
Peserta Didik
- Melatih kemandirian, tanggung jawab, kerja sama, empati, disiplin.
- Berani dipimpin dan memimpin
- Membiasakan diri mendahulukan kepentingan bersama daripada individu
- Melatih mengendalikan emosi, karena semua capek, lapar dan ngantuk
- Melatih diri menahan hawa sombong, congkak, iri, pamer
- Latihan hidup sederhana
- masih banyak lagi yang lain
B. Bagi
Sangga Kerja :
- Melatih ketrampilan memimpin
- Melatih mengatasi masalah, konflik
- Melatih mengelola dan mengatur orang lain
- Bertanggung jawab terhadap jadwal yang sudah direncanakan
- Berlatih berkomunikasi dengan masyarakat, mempraktikkan ilmu administrasi, tata tulis, logika
- Masih banyak lagi yang bisa diperoleh
Sebagai
seorang pembina pramuka kita juga dapat menilai seperti apa sebenarnya
kepribadian anak/peserta didik. Karena pada saat berkemah akan nampak seperti
apa sejatinya seseorang itu. Yang biasa bersolek, maka dia juga hanya akan
bersolek, yang biasa membantu orang tua di rumah, maka dia pasti dapat
menyelamatkan teman-temannya dari kelaparan, yang biasanya teriak
lapaaaarrrrrrrr, ya ketika dia tak kebagian nasi maka dia juga hanya akan
menangis kelaparan bukannya nyalain kompor untuk masak. Tak lupa pula yang
biasa ngebo maka diapun akan tertidur dengan dengkurannya.
Lantas
bagaimana membuat acara berkemah dapat berkesan?
Sebaiknya,
kegiatan kemah perlu dipersiapkan dengan matang, tak cuma yang penting kemah!
Dalam
berkemah seharusnya eh sebaiknya merupakan kegiatan penilaian atau evaluasi
terhadap kegiatan latihan yang telah ada, bukan arena perpeloncoan, atau arena
gojlokan!
Sangga kerja
harus mampu memilih jenis kegiatan yang mampu mengekplorasi kompetensi
regu/sangganya. Misalnya kegiatan pentas seni. Bagaimana upaya sangga kerja
agar para peserta kemah sudah mempersiapkan dengan baik jenis pentas yang akan
dipentaskannya kelak. Biasanya acara api unggun -yang merupakan puncak acara-
akan dihadiri oleh warga sekitar bumi perkemahan untuk menonton pentas seni.
Jadi harus dibuat meriah dan tentunya tingkat keamanannya juga siaga penuh!
Tak heran
acara api unggun selesai paling cepat pukul 12 malam, nah karena acara ini
betul-betul merupakan acara untuk melepas penat, lelah selama berkemah,
istilahnya cooling down! Lha kalau ada acara api unggun kok selesai jam 21
lantas dimana suguhan untuk masyarakatnya ya? Berarti tak ada kreatifitas seni
yang dilatih kalau begitu!
Sayangnya
lagi kadang-kadang orang yang belum pernah mengikuti kemah yang ‘benar’ turut
andil dalam menentukan acara, jadi kegiatannya tidak berkualitas!
Memang
akhirnya karena begitu besar manfaat berkemah dilakukan, maka tak heran semua
pangkalan gugus depan berupaya bagaimana caranya bisa berkemah, seyogyanya
kakak-kakak pembina berusaha mencari tahu seperti apa to berkemah yang sesuai
dengan paugerannya Gerakan Pramuka, agar kita memberikan ilmu yang benar
kepada peserta didik dan mereka tak memiliki mindset yang buruk tentang
pramuka.
Semoga
Bermanfaat!
Jumat, 15 November 2013
SURAT WASIAT BADEN POWELL
Sebelum menghembuskan nafasnya yang
terakhir di usia 83, beliau berpesan kepada seluruh Pandu di dunia...Pesannya
adalah sebagai berikut :
"Pramuka-Pramuka yang kucinta :Jika kamu pernah melihat sandiwara "Peter Pan", maka kamu akan ingat, mengapa pemimpin bajak laut selalu membuat pesan-pesannya sebelum ia meninggal, karena ia takut, kalau-kalau ia tak akan sempat lagi mengeluarkan isi hatinya, jika saat ia menutup matanya telah tiba.Demikianlah halnya dengan diriku. Meskipun waktu ini aku belum akan meninggal, namun saat itu akan tiba bagiku juga. Oleh karena itu aku ingin menyampaikan kepadamu sekedar kata perpisahan untuk minta diri …………..Ingatlah, bahwa ini adalah pesanku yang terakhir bagimu. Oleh karena itu renungkanlah !Hidupku adalah sangat bahagia dan harapanku mudah-mudahan kamu sekalian masing-masing juga mengenyam kebahagiaan dalam hidupmu seperti aku.Saya yakin, bahwa Tuhan menciptakan kita dalam dunia yang bahagia ini untuk hidup berbahagia dan bergembira. Kebahagiaan tidak timbul dari kekayaan, juga tidak dari jabatan yang menguntungkan, ataupun dari kesenangan bagi diri sendiri. Jalan menuju kebahagiaan ialah membuat dirimu lahir dan batin sehat dan kuat pada waktu kamu masih anak-anak, sehingga kamu dapat berguna bagi sesamamu dan dapat menikmati hidup, jika kamu kelak telah dewasa. Usaha menyelidiki alam akan menimbulkan kesadaran dalam hatimu, betapa banyaknya keindahan dan keajaiban yang diciptakan oleh Tuhan di dunia ini supaya kamu dapat menikmatinya !Lebih baik melihat kebagusan-kebagusan pada suatu hal daripada mencari kejelekan-kejelekannya. Jalan nyata yang menuju kebahagiaan ialah membahagiakan orang lain. Berusahalah agar supaya kamu dapat meninggalkan dunia ini dalam keadaan yang lebih baik daripada tatkala kamu tiba di dalamnya. Dan bila giliranmu tiba untuk meninggal, maka kamu akan meninggal dengan puas, karena kamu tak menyia-nyiakan waktumu, akan tetapi kamu telah mempergunakannya dengan sebaik-baiknya. Sedialah untuk hidup dan meninggal dengan bahagia. Masukkanlah paham itu senantiasa dalam janji Pramukamu meskipun kamu sudah bukan kanak-kanak lagi - dan Tuhan akan berkenan mengaruniai pertolongan padamu dalam usahamu.Temanmu,
"Pramuka-Pramuka yang kucinta :Jika kamu pernah melihat sandiwara "Peter Pan", maka kamu akan ingat, mengapa pemimpin bajak laut selalu membuat pesan-pesannya sebelum ia meninggal, karena ia takut, kalau-kalau ia tak akan sempat lagi mengeluarkan isi hatinya, jika saat ia menutup matanya telah tiba.Demikianlah halnya dengan diriku. Meskipun waktu ini aku belum akan meninggal, namun saat itu akan tiba bagiku juga. Oleh karena itu aku ingin menyampaikan kepadamu sekedar kata perpisahan untuk minta diri …………..Ingatlah, bahwa ini adalah pesanku yang terakhir bagimu. Oleh karena itu renungkanlah !Hidupku adalah sangat bahagia dan harapanku mudah-mudahan kamu sekalian masing-masing juga mengenyam kebahagiaan dalam hidupmu seperti aku.Saya yakin, bahwa Tuhan menciptakan kita dalam dunia yang bahagia ini untuk hidup berbahagia dan bergembira. Kebahagiaan tidak timbul dari kekayaan, juga tidak dari jabatan yang menguntungkan, ataupun dari kesenangan bagi diri sendiri. Jalan menuju kebahagiaan ialah membuat dirimu lahir dan batin sehat dan kuat pada waktu kamu masih anak-anak, sehingga kamu dapat berguna bagi sesamamu dan dapat menikmati hidup, jika kamu kelak telah dewasa. Usaha menyelidiki alam akan menimbulkan kesadaran dalam hatimu, betapa banyaknya keindahan dan keajaiban yang diciptakan oleh Tuhan di dunia ini supaya kamu dapat menikmatinya !Lebih baik melihat kebagusan-kebagusan pada suatu hal daripada mencari kejelekan-kejelekannya. Jalan nyata yang menuju kebahagiaan ialah membahagiakan orang lain. Berusahalah agar supaya kamu dapat meninggalkan dunia ini dalam keadaan yang lebih baik daripada tatkala kamu tiba di dalamnya. Dan bila giliranmu tiba untuk meninggal, maka kamu akan meninggal dengan puas, karena kamu tak menyia-nyiakan waktumu, akan tetapi kamu telah mempergunakannya dengan sebaik-baiknya. Sedialah untuk hidup dan meninggal dengan bahagia. Masukkanlah paham itu senantiasa dalam janji Pramukamu meskipun kamu sudah bukan kanak-kanak lagi - dan Tuhan akan berkenan mengaruniai pertolongan padamu dalam usahamu.Temanmu,
Senin, 04 November 2013
5 DASAR KEAHLIAN SURVIVAL
Ada 5 dasar keahlian survival
yang harus diketahui dan difahami oleh seorang petualang alam. Di sini Saya
akan menurunkan hanya prinsip-prinsip dasarnya saja, bukan penjelasan
mendetailnya. Sebelum membahas 5 dasar survival tersebut, ada satu
elemen terpenting di dalam survival yang harus menjadi titik perhatian,
yaitu apa yang ada di antara dua telinga Anda, otak. Satu hal yang penting lagi
adalah : JANGAN PANIK, karena kepanikan akan menyebabkan segala pengetahuan dan
pengalaman Anda hilang.
Cara Membuat Bivak
Langganan:
Postingan (Atom)